Pedade, sebuah kelompok tumbuhan yang termasuk dalam genus Sonneratia, telah meraih posisi khusus dalam budaya Orang Melayu Banyuasin (OMB). Sebelumnya, marga ini bersama marga Duabanga tergolong dalam famili Sonneratiaceae; namun, kini keduanya dimasukkan ke dalam suku Lythraceae. Menariknya, James Edward Smith memberi nama Blatti untuk marga ini, tetapi nama Sonneratia mendapatkan prioritas sebagai nama ilmiah.
Pedade atau pedada dikenal dengan berbagai nama, seperti berembang dalam bahasa Melayu, perepat (juga merujuk pada jenis Sonneratia lainnya, Sonneratia alba), bogem dalam bahasa Jawa, mangrove apple dalam bahasa Inggris, dan mangroven apfel atau holzapfel mangrove dalam bahasa Jerman. Namun, di balik keragaman nama tersebut, terdapat makna simbolik pedade yang kaya bagi masyarakat OMB.
Pedade menjadi simbol keberanian dan ketahanan bagi OMB. Sebagai pionir dalam tumbuhan mangrove, Pedade mampu bertahan dalam kondisi lingkungan yang keras. Hal ini mencerminkan semangat pantang menyerah dan adaptasi yang menjadi ciri khas masyarakat OMB dalam menghadapi perubahan zaman dan tantangan kehidupan. Keberadaannya yang vital dalam ekosistem mangrove juga mencerminkan peran penting OMB dalam menjaga kelestarian alam dan ekosistem di sekitar mereka.
Selain itu, Pedade juga merangkum makna kebersamaan dalam budaya OMB. Kehadirannya yang melimpah di daerah mangrove menciptakan lingkungan yang mendukung kehidupan berbagai makhluk hidup. Sebagai perekat ekosistem, Pedade mengajarkan masyarakat OMB tentang pentingnya kerjasama dan solidaritas dalam menjaga keseimbangan alam.
Dalam tradisi OMB, Pedade juga dianggap sebagai lambang kehidupan. Siklus hidupnya yang mengalami perubahan dari benih hingga pohon dewasa mencerminkan perjalanan hidup manusia. Masyarakat OMB melihat Pedade sebagai pengingat akan sifat sementara kehidupan dan keharusan untuk terus tumbuh dan berkembang seiring waktu.
Pedade bukan hanya tumbuhan, tetapi juga warisan budaya yang dijaga dengan penuh kebanggaan oleh OMB. Penanaman Pedade bukan hanya sekadar kegiatan ekologis, tetapi juga ritual yang menghubungkan generasi dan melestarikan nilai-nilai lokal. Melalui Pedade, OMB menjalin ikatan kuat antara manusia dan alam, menciptakan warisan yang diteruskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Sebagai simbol keseimbangan, Pedade juga mengajarkan OMB tentang keharusan menjaga harmoni antara manusia dan alam. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat OMB mengambil inspirasi dari Pedade untuk hidup berdampingan dengan alam, merawat lingkungan, dan menjaga keseimbangan ekosistem.
Dengan makna simbolik yang kaya, Pedade bukan sekadar tumbuhan dalam ekosistem mangrove bagi OMB. Ia adalah pewaris nilai-nilai, sumber inspirasi, dan pengikat kebersamaan dalam perjalanan hidup masyarakat tersebut. Dalam nama-nama yang beraneka ragam, terdapat warisan budaya yang kaya dan berarti bagi Orang Melayu Banyuasin (***)
Posting Komentar