Melayu Banyuasin: Takkan Hilang Melayu di Bumi

 


Melayu Banyuasin adalah salah satu suku bangsa yang mendiami wilayah Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Mereka merupakan masih terhubung dengan Kesultanan Palembang Darussalam yang pernah berjaya di masa lalu. Melayu Banyuasin memiliki identitas budaya yang khas, seperti bahasa, adat, seni, dan agama. Namun, di era globalisasi ini, Melayu Banyuasin menghadapi tantangan untuk melestarikan warisan budayanya di tengah arus modernisasi dan asimilasi.


Salah satu ciri khas Melayu Banyuasin adalah bahasanya. Bahasa Melayu Banyuasin berasal dari bahasa Melayu Palembang yang dipengaruhi oleh bahasa Jawa. Bahasa ini memiliki logat yang kental dengan pengucapan huruf "e" pada akhir kata, seperti "mane" untuk "mana" atau "sape" untuk "siapa". Bahasa ini juga memiliki kosakata yang berbeda dengan bahasa Melayu lainnya, seperti "pangkal" untuk "kepala" atau "tengah" untuk "perut". Bahasa Melayu Banyuasin merupakan bahasa ibu bagi sebagian besar penduduk Banyuasin, terutama yang tinggal di daerah pesisir dan sungai. Namun, bahasa ini mulai terancam punah karena pengaruh bahasa Indonesia dan bahasa daerah lainnya, seperti Jawa, Sunda, Madura, dan Bugis. Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk melestarikan bahasa Melayu Banyuasin, misalnya dengan mengajarkannya di sekolah, membuat kamus, atau mengadakan lomba bercerita.


Selain bahasa, Melayu Banyuasin juga memiliki adat istiadat yang berakar dari ajaran Islam dan budaya Melayu. Adat Melayu Banyuasin mengatur berbagai aspek kehidupan, seperti perkawinan, kelahiran, kematian, hukum, dan pemerintahan. Adat Melayu Banyuasin bersifat demokratis, egaliter, dan musyawarah. Mereka menghormati para ulama, tokoh adat, dan pemimpin masyarakat. Mereka juga menjunjung tinggi nilai-nilai seperti sopan santun, hormat-menghormati, budi pekerti, dan gotong royong. Adat Melayu Banyuasin masih dipraktikkan oleh sebagian besar masyarakat Banyuasin, terutama yang tinggal di pedesaan. Namun, adat ini juga mengalami perubahan dan penyesuaian dengan perkembangan zaman, seperti dalam hal pakaian, pernikahan, atau hiburan. Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk menjaga keaslian adat Melayu Banyuasin, misalnya dengan mendokumentasikan, mengkodifikasikan, atau mengadakan festival.


Selanjutnya, Melayu Banyuasin juga memiliki seni budaya yang beragam dan menarik, seperti tari, musik, sastra, dan kerajinan. Tari Melayu Banyuasin seperti Tari Sedulang Setudung, Tari Ngundang, dan Tari Betangas. Musik Melayu Banyuasin meliputi musik Gambus, musik rebana, dan musik tradisional Kelentangan Banyuasin. Sastra Melayu Banyuasin meliputi sastra lisan, seperti pantun, syair, dan cerita rakyat, Seni budaya Melayu Banyuasin merupakan hasil kreativitas dan ekspresi masyarakat Banyuasin yang menggambarkan keindahan, kekayaan, dan kearifan lokal. Namun, seni budaya Melayu Banyuasin juga menghadapi ancaman kepunahan karena kurangnya minat, apresiasi, dan regenerasi. Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk mengembangkan seni budaya Melayu Banyuasin, misalnya dengan mengajarkan, mempromosikan, atau mengapresiasikan.


Terakhir, Orang Melayu Banyuasin mayoritas beragama Islam. Islam masuk ke Banyuasin sejak abad ke-16 melalui penyebaran oleh para ulama, pedagang, dan pejuang dari Kesultanan Palembang Darussalam. Islam menjadi bagian penting dari identitas Melayu Banyuasin, yang tercermin dalam berbagai aspek kehidupan, seperti adat, seni, dan arsitektur. Masyarakat Melayu Banyuasin berpegang teguh pada ajaran Islam yang moderat, toleran, dan inklusif. Mereka juga menjalin hubungan baik dengan pemeluk agama lain, seperti Kristen, Hindu, dan Buddha. Agama Melayu Banyuasin masih kuat dan kokoh di tengah masyarakat Banyuasin, terutama yang tinggal di daerah perkotaan. Namun, agama ini juga mengalami tantangan dan dinamika dengan adanya aliran-aliran baru, gerakan-gerakan sosial, dan isu-isu kontemporer. Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk terus memperkuat agama Islam di kalangan Orang Melayu Banyuasin, misalnya dengan mengedukasi, mengorganisasi, atau mengadvokasi.


Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Melayu Banyuasin adalah suku bangsa yang memiliki identitas budaya yang khas dan berharga. Mereka merupakan warisan dari Kesultanan Palembang Darussalam yang pernah berjaya di masa lalu. Mereka juga merupakan bagian dari bangsa Indonesia yang beragam dan bersatu. Melayu Banyuasin tidak akan hilang di bumi, asalkan mereka tetap menjaga, melestarikan, dan mengembangkan budayanya. Melayu Banyuasin harus bangga dengan identitasnya, dan berkontribusi untuk kemajuan bangsa dan negara (***) 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama